Logo DDV
HOME > berita > Volunesia Bootcamp 2022: Rumah Gadang

Volunesia Bootcamp 2022: Rumah Gadang

Abdus Salam yang akrab disapa Abdus merupakan siswa di SMKN 26 Jakarta jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Kak Abdus gemar membaca, bereksperimen, dan bahkan kalau ada waktu luang, ia juga mengikuti lomba-lomba loh. Pada Volunesia Bootcamp 2022 kemarin, kak Abdus membawa project Rumah Gadang berjenis Gonjong Limo dengan jargon Pelestarian Rumah Gadang Melalui Pemungutan Limbah Kertas. Project Rumah Gadang ini timbul atas dasar tiga permasalahan yang ada. Pertama, limbah kertas. Pada tahun 1998, limbah kertas mencapai 7 juta ton per tahunnya dan bahkan akan bertambah terus jika aktivitas penduduk dan penumpukan limbah kertas bertambah. Kedua, budaya lokal yang telah bergeser. Di era ini generasi muda lebih tertarik dengan budaya asing dibandingkan budaya-budaya lokal. Ketiga, minat remaja terhadap budaya lokal yang masih rendah sebesar 52,09 %. 

Ide Rumah Gadang diambil dari salah satu tim kak Abdus yang berasal dari Minang. Konsep dari project Rumah Gadang ini adalah kak Abdus menyiapkan dan membuat rumah Gadang, kemudian dipoles dan diwarnai agar menarik. Sasaran dari project Rumah Gadang ini adalah anak-anak agar mereka tertarik dengan budaya lokal di Indonesia, selain itu agar mereka juga bisa belajar juga mengenai sejarah dari Rumah Gadang, keunikannya, dan mengenalkan kembali tentang Rumah Gadang. Saat ini, project Rumah Gadang dilaksanakan di Early Learning Centre (ELC) Kecamatan Cakung, Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur.

Kedepannya, kak Abdus dan teman-teman berencana untuk memasarkan dan menjual produk Rumah Gadang ini ke media sosial ataupun marketplace. Kak Abdus dan teman-teman juga berencana agar tidak hanya Rumah Gadang yang dibuat, tetapi juga rumah adat lainnya yang ada di Indonesia. Harapannya dari project Rumah Gadang ini, jumlah limbah kertas di lingkungan mulai berkurang, budaya-budaya tidak tergeser lagi, dan anak-anak remaja menjadi bisa dan harus bisa melestarikan budaya masing-masing di daerahnya.

“Budaya lokal kita, warisan kita itu tidak boleh ditinggalkan” - Kak Abdus, 2022

Baca juga cerita sampah organik yang menghantarkan Maggolity menjadi sang juara