Rebahan Memberi Perubahan yang Baik Bersama Dompet Dhuafa
Penulis oleh: Yusna Hemuto
(Penggerak DDV Gorontalo)
Rebahan adalah pekerjaan yang sering dilakukan kebanyakan Orang-orang yang apabila ia sendiri telah selesai atau tidak punya pekerjaan selain rebahan,bahkan setelah dari suatu pekerjaan yang lain ia akan melakukan hal ini apabila sudah merasa tidak punya pekerjaan yang akan di kerjakan. Rebahan kini menjadi hal yang biasa bagiku, sebagai Mahasiswi semester akhir aku sering merasa ada yang kurang, mungkin karena aku tidak begitu peduli sehingga tibalah disaat aku sepi,sendiriaan dan harus menjaga jarak dari Teman-teman yang lain agar bisa mengetahui sebenarnya apa yang ku inginkan selama masa perkuliahan ini.
Kuliah saja tidak cukup,aku merasa tidak puas dengan apa yang aku usahakan selama ini, nilaiku lumayan bagus,keaktifanku di organisasi tidak begitu menarik meskipun berusaha untuk aktif. Saat itu aku Benar-benar dilema padahal semuanya Aman-aman saja,sebagai Mahasiswi yang patuh terhadap dosennya tentu tidak akan merasa bersalah harus memperbaiki nilai atau Lain-lain yang apabila bermasalah. Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan,namun masih saja merasa ada yang kurang dariku, selama ilmu yang ku dapatkan di bangku perkuliahan sedikit membantu untuk membuka pikiran,belajar diskusi dan Lain-lain.
Lalu? Sebenarnya apa yang membuatku sejauh ini yang merasa enggak punya masalah,tapi masih merasa kurang,merasa ada yang harus aku lakukan selain rebahan, Bermalas-malasan saja sudah membuatku malas sendiriaan,sepertinya aku harus bangkit dari tempat tidurku, aku tidak ingin dikatakan mayat hidup lagi oleh ibuku,yah kalau saja beliau tahu pekerjaanku saat ini dikos seperti ini,mungkin aku akan memperoleh siraman rohani dan sedikit Kata-kata yang menjengkelkan. Tiga hari yang lalu, aku dikejutkan oleh ketua Ukm Penasa.
Aku segera membuka pesan dari Ketua, katanya ia tidak bisa hadir dari kegiatan Training yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa. Aku segera merespon dengan cepat meskipun pesan itu sudah sekitaran sepuluh menit. Tanpa berpikir panjang,dan mempersiapkan segalanya aku langsung mengajukan diriku sendiri dan bersedia menjadi pengganti Ketua untuk ikut menghadiri kegiatan. Setelah itu,aku dikirimi pesan bahwa aku harus Bersiap-siap berangkat tanpa ada pengeluaran sedikitpun dari Ketua. Tidak masalah bagi saya,hanya saja saat itu saya Benar-benar tidak punya uang,namun aku selalu yakin dengan keputusan yang aku ambil ini.
Setelah saling mengirimi pesan dengan Ketua,aku langsung di hubunggi oleh pengurus kegiatan itu, bahkan jika aku tidak begitu paham dengan apa yang ia informasikan aku langsung bertanya dan ia pun langsung menjawabnya. Ramah dan sabar, itu adalah gambaran pertamaku setelah aku menyulitkan ia dengan Pertanyaan-pertanyaan. Namun entah kenapa aku berpikir kaka ini pasti cuek dan agak enggak suka kalau aku becandain. Entah kenapa pikiran seperti ini muncul,padahal aku belum begitu mengenalinya.
Hari pertama kami langsung disemangati oleh Pak Ramli Djafar. Beliau memberikan semangatnya anak muda dan tentunya memberikan kesadaran kepada kami, bahwa jangan takut untuk melakukan Hal-hal yang bermanfaat, ia menjadi yang sekarang karena dari hinaan Orang-orang yang bahkan lebih dari itu dan justru hal itulah yang membuatnya besar menjadi orang yang dipercaya,yang bisa menjadi pemimpin, kisahnya luar biasa. Yang terpenting di kita adalah Sering-sering melakukan kebermanfaatan dan bersedia mengikuti Pertemuan-pertemuaan kecil,untuk membahas suatu permasalahan yang nanti akan kita solusikan.
Kata-kata bijak dan kisah inspirasi juga datang dari Pak Haryo Mojopahit beliau sangat-sangat santai menyampaikan materi kepada kami peserta, saat menceritakan kisah yang menyedihkan,aku melihat ada air mata yang sedang ia usahakan agar tidak jatuh, aku Benar-benar terkagum akan kebaikan beliau, beliau Benar-benar bekerja di dompet dhuafa ini dengan hati yang sangat tulus,karena melihat begitu sangat semngatnya beliau memberikan materinya,memberikan kesadaran kepada kami betapa pentingnya saling membantu, setidaknya kita bisa menguranggi masalah meskipun kita tahu bahwa masalah itu tidak akan pernah habis, seperti kisah yang beliau bawakan tentang ” Bintang laut”.
Pemateri kedua datang dari ka Ika Akmala, beliau mengarahkan kami agar saling akrab, kami kemudiaan dibagikan perkelompok dan diminta untuk membuatkan proposal khusus Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, tentu awalnya saya masih belum mengerti, namun Teman-teman tim berusaha memahamkan kepada saya. Mereka sangat sabar yang apabila saya masih belum juga mengerti, dari sini saya belajar bagaimana mereka menghadapi saya dan tentu ini adalah modal kita nanti jika akan melakukan Kegiatan-kegiatan selanjutnya,sebab kegiatan yang kami ikuti tidak akan berhenti begitu saja,setelah diberikan pelatihan kami langsung turun andil dalam menyikapi setiap Masalah-masalah yang sudah kami pelajari di Training Dompet Dhuafa ini.
Setelah dibagikan kelompok kami segera diarahkan untuk mendatangi tempat ke dua yaitu di villa syariah yang ada dikota gorontalo,tempatnya begitu indah aku sendiri sempat terkejut dan tidak pernah memikirkan sejauh ini, saat itu pula aku menggelengkan kepala “ Tidak Sia-sia aku ke sini, sumpah ini keren sekali”. Ucap ku dalam hati. Kami pun kembali disugukan makanan enak, pelayanan yang diberikan kepada kami Sangat-sangat istimewa, apa sulitnya sih mengikuti kegiatan seperti ini? Mungkin Teman-teman yang enggak sempat hadir juga ada kegiatan lain yang enggak kalah penting, tapi ada juga pemuda yang apatis dengan Kegiatan seperti ini. Yah semoga saja kegiatan ini jauh lebih bermanfaat dan penting buat kita anak muda untuk saling peduli pada kebaikan.
Presentasi yang kami tampilkan disambut baik oleh ka Ika. Beliau memberikan masukan juga kritikan untuk Perbaikan-perbaikan selanjutnya, bahkan ada juga dari beberapa teman yang sudah bisa memberikan solusi terbaik. Perkumpulan-perkumpulan seperti inilah yang akan membuahkan ide dan inovasi yang terbaik,mana ada kita punya ide hanya bisa dikhayalkan tanpa memberitahukan kesiapapun. Inilah pentingnya bersilaturahmi ada rahmat dan keberkahan yang harus kita kerjakan,aku sendiri bertambah yakin dan sadar, yang ternyata selama ini yang menghantui kegelisahanku adalah bermanfaat sedikit buat orang lain.
Selama ini kita terlalu fokus dengan keinginan kita atau dengan pencapaiaan yang ingin kita raih, padahal ada yang diluar sana yang ingin seperti kita dan membutuhkan bantuaan dari kita, justru kita tidak peduli karena terlalu egois hanya memikirkan kesuksesan diri sendiri tanpa mempedulikan Teman-teman yang lain juga membutuhkan kita, padahal kita sudah melangkah jauh dari mereka menuju kesuksesan yang justru membuat kita kepikiran setelah mendapatkan apa yang kita inginkan,kita akan kembali kepada masyarakat juga kan? Yang selama ini kita abaikan, kita akan kembali sadar, bahwa penolakan bantuaan,apatis dengan segala hal yang bermanfaat akan menyadari kita betapa pentingnya peran kita dalam bermasyarakat.