Logo DDV
HOME > tulisan > Memanusiakan Manusia Misiku

Memanusiakan Manusia Misiku

Apa yang telah kau mulai hari ini, maka yakinlah. Apa yang sudah kau dapatkan maka bersyukur lah. Dan apa yang akan terjadi besok hari maka berdoa lah. Karena semua itu adalah bentuk dari perhatian-Nya “Gufron G.M”

“Ayah” Seorang malaikat yang dititipkan Tuhan kepadaku sehingga bahu ini bisa kuat untuk menopang masalah dan kaki yang bisa bergerak untuk terus melangkah. Tidak akan pupus suatu harapan dan tak ada kata sia-sia dalam setiap rapalan doa. Berbicara hidup dengan bergelimang harta mungkin adalah harapan semua orang. Namun, hidup dengan keluarga yang mendukung, itu sudah jauh lebih baik dari kata cukup. 

Namaku Gufron, seorang pemuda 20 tahun sekian kelahiran dari Tanah Sumatera. Lahir di tanah Sumatera membuat tekad ku semakin tak mudah untuk dipatahkan dan usaha serta doa adalah kunci utama dalam menjalani kehidupanku saat ini. Aku bukan terlahir dari anak yang berpendidikan, apalagi kaya raya. Tapi aku bersyukur karena aku terlahir dari rahim yang kuat dan didik dari tulang yang hebat.

 

 

 

 

 



Layaknya dua mata uang logam, ya... begitulah hidup. Manjadda wa jadda (siapa yang bersungguh-sungguh maka dia yang mendapatkannya. maka setiap langkah yang kita lakukan adalah peluang sekaligus taruhan antara gagal yang pasti dan sukses yang relatif. Setiap kita pasti punya mimpi, hanya saja kebanyakan dari kita tidak bisa menggapainya baik itu karena ekonomi, sosial, ataupun karena bayang-bayang lainnya. Bergerak menjadi seorang relawan tak pernah terpintas di benakku. Bahkan aku sendiri awalnya tak tahu apa itu relawan, bagaimana prospek kerjanya bahkan berapa gajinya. Tak tahu dari mana asal mula aku menyukai nama ini. Entah awal aku memberikan senyuman kepada tukang parkir, membantu pasien, saat mengajar, membuang sampah, ataupun saat bercengkrama dengan para sahabat.

Namun, nyatanya sampai saat ini nama “Relawan” itu sudah mendarah daging denganku dan aku sadar dan paham akan kata ayah bahwa hidup bukan sekedar hidup. Tapi hidup adalah untuk mereka yang mahu mempertaruhkan waktunya untuk meringankan bebab orang lain dan melawan ego. Matahari akan hilang ketika senja, maka malam dan gelap akan hadir. Namun, pahamilah semakin gelapnya suatu malam..... maka semakin dekat pula cahaya mentari pagi. Artinya teruslah untuk  berjuang dalam hal-hal baik karena harapan akan selalu ada. Yakilah ketika kita bisa melibatkan-Nya dalam catatan langkah kita, maka langkah itu akan senantiasa dimudahkan.

 

So, How About Me? ketika impian yang melambung tinggi dengan harapan mengangkat derajat orang tua, lalu disekat dengan keterbatasan finansial. Jalan yang berat dalam memilih. Namun aku sadar bahwa setiap hal adalah pilihan, bahkan ketika aku diam itu adalah pilihan bahkan hidupku pasti senantiasa seperti ini. Satu hal yang aku sadari bahwa bisa ketika aku melanjutkan pendidikan ini, aku akan berhenti di tengah jalan dan kembali atau aku bisa sukses dengan keyakinan yang dibalut dengan keteguhan tekad. Tapi sekali lagi ketika kita bisa melibatkan Tuhan dalam segala urusan maka Dia akan membantu kita. Ingatlah, bahwa kita adalah makhluk yang membutuhkan perhatian-Nya.

Ok, Fiks aku ambil pilihan kedua yaitu terus melangkah. Berbekal tekad dan seadanya, jujur hidup dan kuliah di rantau dengan keuangan pas pas-an plus tidak adanya beasiswa adalah salah satu hal yang sulit, ditambah tidak ada saudara disini. Hanya mata yang bisa memandang lebih jauh dan bahu yang harus tetap kuat dalam setiap keadaan. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi sekat bagiku dalam berbuat baik. Aku selalu berusaha berbuat baik kepada siapapun yang aku temui. Karena aku yakin bahwa Allah akan membantu seorang hamba yang mahu meringankan dan membantu hamba-Nya yang sedang kesusahan.

Ketika perasaan sudah penuh layaknya truk yang kelebihan muatan maka hati hanya bisa merasakan sakit, lalu mata mengeluarkan air. Tapi sekali lagi Dia kembali menolong, tangan dengan sigap mengelap air mata dan dia mulai untuk melakukan usaha. Seketika Otak berkata kembali meyakinkan “akan ada satu nama dalam gerbang itu, yang mana gerbang itu jauh lebih baik daripada gerbang yang pernah engkau coba masuki. Tangismu hari ini akan menjadikan engkau lebih kuat di masa depan. Oleh karena itu YAKINLAH ATAS APA YANG TELAH ENGKAU PERJUANGKAN” begitulah bisiknya kepada hati.

ALHAMDULILLAH, segala puji bagi-Nya yang senantiasa memudahkan urusan setiap hamba yang mau berjuang dan dikuatkan dengan untaian tali lebih kuat dari baja adalah doa. Ketika aku lelah akan perjuangan, wajah sedih ayah hadir dihadapku wajah orang orang yang selama ini aku jumpa ikut serta, “sudah sejauh ini” kataku maka tak ada kata menyerah dalam kebaikan. Oleh karena itu bagiku menyerah bukanlah sebuah pilihan. Tapi itu adalah bentuk pasrah dalam keadaan. Setelah berjuang, akhirnya aku bisa berada dalam ruang lingkup ini. Ruang lingkup orang-orang yang memiliki prestasi yang senantiasa meng upgrade diriku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jujur apapun yang aku dapatkan hari ini, maka itu semua adalah doa-doa dari orang yang pernah aku tolong. Siapapun kamu, terimakasih sudah mau menjadi orang baik. Tetaplah lakukan kebaikan dimanapun dan kapanpun. Karena kebaikan itu akan datang kembali bersama teman-temannya bahkan rezeki yang tak disangka. 

Teruslah berbuat baik, sampai kita lupa bahwa kita telah berbuat baik. Jika motto hidupku bilang “self improvement is not trough who and why. But, how and when you start” melakukan perubahan itu bukan tentang siapa dan mengapa. Tapi tentang bagaimana dan kapan kamu mulai melangkah. “Gufron G.M”