Kolaborasi Menjalankan Aksi

(oleh: Gufron Ginting)

Beberapa hari lalu adalah hari bahagia sekaligus harapan besar bagi bangsa indonesia dalam mencapai generasi emas dan unggul di 2024 nanti. Pada 23 Juli 2023 lalu, Indonesia memperingati hari Anak Nasional yang ke 39 yang mana hal ini merupakan suatu momentum atau gerakan yang sangat penting dalam meningkatkan empati dan simpati maryarakat akan kepedulian serta partisipasi dalam pemenuhan hak asasi anak. Peringatan hari anak tersebut mendukung dalam tumbuh kembang anak dengan harkat dan martabat kemanusian yang terlindung dari segala kekerasan dan menerima pendidikan.

Anak adalah aset untuk kemajuan di akan datang, bagaimana cara kita memperlakukan dan mendidik anak saat ini maka akan terlihat nanti setelah ia dewasa. Seperti halnya pendidikan yang menerangkan bahwa setiap anak wajib menerima pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Selain itu juga perlu kita ketahui pendidikan adalah hal kedua terpenting bagi anak setelah ia melakukan makan.

Jika kita berbicara tetang perkembangan anak di indonesia memang sangat banyak sekali problematika yang dihadapi yang dimulai dari imunisasi, gizi bahkan sampai kekerasan dan pendidikan. Disini kita harus paham bahwa tumbuh kembang anak adalah aset dari negara yang wajib dijaga dan dipahami oleh setiap komponen masyarakat. Sehingga kasih sayang terhadap anak baik secara fisik, biomedis, emosi dapat terpenuhi.

Alhamdulliah Team DDV Sumatera Utara telah berhasil mengedukasi 55 anak yang terbagi dalam dua lokasi kegitan yaitu 40 anak di Kabupaten Asahan dan 15 anak jalanan di Kota medan. Kegiatan ini berlangsung pada 23/7 lalu dengan melibatkan 25 relawan yang terdiri dari gabungan beberapa forum seperti BEM FASTEK UNPAB, Kampus Merdeka, dan Universitas Asahan. Kegitan yang team lakukan ialah edukasi literasi, berdongeng dan juga edukasi kebersihan dan sanitasi lingkungan (PHBS). 

Ahmad Lutfi selaku Koordinator DDV SUMUT menerangkan bahwa “harapan untuk kedepannya kita semua bisa peduli dengan sekitar, sensitif dengan namanya sampah, kita hars paham bahwa masih banyak anak yang kurang beruntung untuk permasalahan perekonomian dan anak indonesia masih banyak yang outus sekolah oleh karena itu kita sebagai masyarakat harus peka akan hal tersebut.” Ujarnya.

Dena selaku salah satu staf di DDV SUMUT juga menambahkan bahwa “Mari bersama kita merubah pola pikir anak anak jalanan dan berusaha menyadarkan anak anak agar lebih peduli dengan sampah.”

Memang benar akan apa adanya bahwa kita adalah orang biasa, mahasiswa biasa, masyarakat biasa bahkan kita hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Namun yang perlu kita pahami adalah setiap dari kita punya kekuatan dalam mengubah takdir, setiap dari kita punya cahaya sendiri dan setiap dari kita punya cara sendiri dalam bermanfaat dan membantu orang lain. Kita membawa satu cahaya lilin dalam gelapnya malam.

Saat kita berada difase bertumbuh maka pahamilah bahwa kita juga harus bisa berguna untuk sekitar. Iya, bermanfaat itu adalah hal positif dengan variasi warnanya. Ini bukan berbicara tentang ada atau tidaknya suatu bakat yang kita miliki. Sekali lagi benar adanya kita memang orang biasa. Tapi pahamilah bahwa setiap dri kita punya cahaya dan jalan sendiri dalam bermanfaat di hari yang indah ini. Pesanku “Jangan bosan jadi orang baik ya. Karena bumi masih membutuhkan uluran tangan dari orang orang sepertimu.” (Gufron Ginting)