Untuk ibunda dan para pejuang kanker..
Namanya kanker, dia adalah penyakit yang mematikan. Penyakit yang unik, karena kanker mampu menyerang semua organ yang ada pada tubuh manusia mulai dari kanker kulit, kanker payudara, bahkan kanker otak. Setiap tahunnya Jutaan orang meregang nyawa akibat kanker, hal itu tentu menjadi bukti betapa mengerikannya penyakit ini. Sudah tak terbayang dan tak terbilang sanak saudara, kerabat, teman, bahkan orang asing yang menderita sekaligus berduka karena kanker.
Salah satunya ibundaku..
Sedikit berkisah, bunda mengidap kanker payudara sudah sangat lama. Namun baru terindikasi serta tertangani tahun 2019. Waktu itu aku masih kelas 5 sekolah dasar, masih belum memahami rasa sakit dan kesedihan yang bunda alami akibat kanker. Masih teringat jelas di kepalaku, hari pertama disaat bunda mengetahui dirinya terkena kanker. Bunda tidak mau menjelaskannya kepadaku ia hanya mampu menangis kala itu. Miris aku baru bisa memahami beberapa bulan setelah kejadian tersebut. Sampai detik ini tahun 2022 bundaku masih berjuang melawan kankernya, dan aku harap itu semua bisa segera teratasi.
"Kulit bunda yang tadinya cerah sedikit berubah kehitaman, kukunya yang indah perlahan lahan rusak, rambutnya yang tadinya hitam kehilangan kekuatan sehingga rontok tak karuan. Namun selalu kulihat semangat bunda yang terus terpancar dan doa yang tak henti dipanjatkannya…"
Mungkin teman-teman disini dari tadi bertanya kapan aksi kerelawananku dimulai? Dan inilah jawabannya. Aksiku mungkin saja tidak semegah dan seindah relawan lain, namun aku berharap ceritaku dapat menjadi inspirasi teman-teman untuk selalu berbuat baik walau dengan 1hari1Kebaikan.
"Kejadian pedih yang dialami bunda menjadi pemantik semangatku dalam bermimpi menjadi seorang dokter spesialis kanker…"
Bunda dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar dari sebelumnya dengan perawatan dan kontrol secara rutin. Entah bagaimana ceritanya, jadwal kontrol bunda sering jatuh di hari jumat, hari dimana sekolahku diliburkan. Seakan akan aku memang ditakdirkan menemani bunda ke Rumah Sakit. Dan disanalah kulihat pemandangan yang membuka mata dan hatiku.
Pada hari pertama aku menemani bunda, aku hanya mengikuti arahannya. Ketika bunda bilang temani, maka aku temani. Ketika bunda bilang administrasi, maka aku akan pergi. Dan ketika bunda bilang shalat maka aku akan pergi shalat. Kataku semuanya demi bunda.
Rumah Sakit yang sekarang memang sangatlah besar, sehingga ada instalasi khusus kanker yang terdiri dari beberapa gedung tinggi. Namun, sedih sangatlah sedih setiap aku dan bunda pergi kesana gedung besar ini tak pernah kehilangan pasiennya. Banyak orang-orang yang berlalu lalang dengan keadaan yang entah rasanya seperti apa. Bunda pernah berpesan "Kamu pokoknya harus selalu jaga kesehatan, walau penyakit kanker itu bisa diturunkan bunda selalu berdoa..jangan sampai kamu dan kakakmu merasakan penyakit ini, cukup bunda saja". Kata kata yang sangat indah sekaligus mengiris hati.
Hari jumat menjadi hari istimewa bagi setiap muslim, maka dari itu banyak orang berbagi berkah di hari jumat yang indah. Setiap aku pergi kontrol bersama bunda di hari jumat, seusai melaksanakan shalat jumat selalu kulihat orang-orang baik, sibuk memberikan makanan yang bertuliskan "jumat berkah". Makanan yang diberikan memang cukup sederhana, dibungkus dengan kotak berukuran sedang berwarna coklat. Namun kebahagian bagi para penerima "Jumat berkah", sangat terlihat jelas di wajah mereka.
Aku memang bukan relawan resmi dalam aksi ini. Pada hari kontrol bunda yang kesekian kalinya, aku memutuskan untuk membantu mereka (para relawan) dalam membagikan makanan "Jumat berkah". Para relawan ini dengan senang hati menerima bantuanku. "Makasih mas naufal kami sangat senang mas naufal mau membantu kami, kebetulan sekali kami kekurangan tenaga..karena Rumah Sakit ini nggak pernah kehilangan pasiennya" jawab seorang wanita, salah satu bagian dari orang-orang baik tersebut.
Akhirnya aksi kerelawananku benar-benar dimulai. Setiap menemani bunda kontrol, sebelum shalat Jumat aku selalu meminta izin bunda untuk membantu para relawan. Dan bunda dengan senang hati menerimanya. Selalu ada cerita tersendiri di setiap aksi yang kulalui. Namun selalu ada hal yang sama, tidak pernah hilang senyum bahagia para pasien yang menerima makanan "jumat berkah". Dan hal itulah yang selalu membuatku merasa rela ketika membantu para relawan dalam membagikan makanan. Ada rasa dalam hati yang sulit untuk kutuliskan.
Dari sekian kali aksi kerelawanan yang kulakukan di Rumah Sakit ada satu kejadian yang sangat berkesan dan ingin kutuliskan disini. Kejadian itu sangat kuingat dengan jelas. Pada saat sedang menjalankan aksiku sebagai relawan pernah ada seorang ibu yang bertanya kepadaku "Masnya kan masih muda dan masih SMA, kenapa mau bantu-bantu bagi makanan disini? Kenapa mas nggak pergi main kaya anak muda yang lain?" tanya seorang ibu kala itu.
Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan ibu itu. Maka kujawablah pertanyaan tersebut dari awal, dengan menceritakan bunda yang sakit kanker sehingga aku harus menemani bunda kontrol secara rutin. Disitu aku juga menjawab bahwasanya dalam membagikan makanan merupakan kegiatan yang menyenangkan bagiku sehingga rasanya seperti sedang bermain namun bermain yang jauh lebih bermanfaat. Aku juga mengatakan justru karena aku masih muda maka dari itu disaat tubuh dan pikiranku masih prima, aku ingin menjadi pribadi yang bisa bermanfaat banyak bagi orang lain.
Sang ibu tersenyum mendengar jawabanku lalu ia berkata "Seharusnya ada lebih banyak anak muda seperti kamu mas..saya ingin sekali setelah anak saya sembuh nanti, anak saya bisa memiliki jiwa relawan seperti masnya." Jawaban dari sang Ibu dan aku terharu mendengar jawabannya.
Banyak para golongan muda yang enggan melakukan aksi kerelawanan, walau sekedar berbuat baik 1Hari1Kebaikan. Maka dari itulah, kuhadirkan kisahku dengan harapan mampu menjadi pemantik semangat para kaum muda untuk selalu bergerak dan memberikan manfaat pada orang lain walau sekedar 1Hari1Kebaikan.
Setiap kisah memang akan ada ujungnya. Namun, aku dan semua orang tentu berharap kisah kerelawanan tidak akan pernah lenyap dan berujung. Kisah-kisah seperti ini akan selalu disampaikan dan diterapkan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Semangat selalu untuk ibundaku dan para pejuang kanker…
(Tulisan ini merupakan juara dari volunteer diary Schoolunteer DDV Naufal Muzakki asal sekolah MA Muallimin)