Logo DDV
HOME > berita > Volunesia Bootcamp 2022: Hayuk Belajar

Volunesia Bootcamp 2022: Hayuk Belajar

Maraknya permasalahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) serta banyaknya anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua karena banyak orang tua yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) membuat kak Annisa dan teman-teman dari Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Banten hadir untuk meretas permasalahan-permasalahan tersebut.

Awalnya, Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Banten hadir dan membangun program bernama Rumah Momong. Program ini bertujuan untuk memberikan materi parenting kepada para orang tua mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kurang memberikan perhatian kepada anaknya serta orang tua yang melakukan tindak KDRT. Namun, karena pada saat pemberian materi kepada para orang tua banyak anak-anak mereka yang bosan dan mengganggu pembelajaran, DDV Banten kemudian membangun program kembali dengan nama Taman Baca Masyarakat (TBM). Taman Baca Masyarakat ini dibuat untuk memotivasi anak-anak agar suka membaca dan tidak merasa bosan ketika orang tua mereka sedang diberikan materi di Rumah Momong. Kemudian, lahir pula program Hayuk Belajar sebagai implementasi dari program Taman Baca Masyarakat. Di program ini, kak Annisa dan teman-teman DDV Banten yang lain membantu anak-anak serta berkegiatan belajar disana. Program Hayuk Belajar inilah yang diajukan ke dalam Volunesia Bootcamp 2022

Project Hayuk Belajar ini mengajak para pemuda Banten untuk berkontribusi di bidang pendidikan. Hayuk Belajar mempunyai misi untuk mengubah pola pikir masyarakat, membantu menyusun life planning, meningkatkan motivasi belajar kepada anak-anak agar suka membaca, membantu anak-anak yang pendidikannya rendah, dan membantu anak-anak sembuh secara psikologis. Artinya, program ini meminimalisir trauma pada anak-anak atas permasalahan seperti KDRT di dalam keluarganya sehingga anak-anak bisa mengendalikan diri dan emosi mereka serta membentuk pendewasaan pada diri mereka. Karena, karakter yang diciptakan oleh keluarga sangat berpengaruh dan membentuk kebiasaan dari anak tersebut. 

Tujuan utama dari program Hayuk Belajar ini adalah untuk meretas permasalahan tingginya tingkat pernikahan dini dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di wilayah Kragilan karena pada wilayah ini terdapat banyak masalah KDRT. Selain itu, karena mayoritas masyarakatnya adalah mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) membuat anak-anak mereka kurang perhatian dari para orang tuanya.

Program ini telah berjalan selama tiga tahun dan sudah mengalami dua kali regenerasi. Saat ini, jumlah anak-anak pada program Hayuk Belajar telah mencapai 50 anak dan bahkan sudah ada anak yang lulus dari Hayuk Belajar. Anak-anak yang sudah lulus dari Hayuk Belajar tidak dilepas dan dibiarkan begitu saja. Mereka yang sudah menduduki bangku SMP (telah lulus dari Hayuk Belajar) akan dimasukan ke dalam Kelas Remaja untuk dilakukan pembinaan serta pelatihan keterampilan. Program ini sudah meluaskan wilayah yang awalnya hanya di wilayah Sukajaya saja, saat ini sudah sampai Petung Kragilan.

  

Saat ini, beberapa anak yang merupakan siswa dari program Hayuk Belajar bisa menjadi siswa berprestasi di sekolahnya dan lebih unggul dalam baca tulis hitung. Diharapkan dengan program ini akan meningkatkan angka literasi minat baca dan belajar dari mereka. Teknik yang mereka gunakan dalam program ini agar anak-anak tidak jenuh adalah menerapkan sistem belajar sambil bermain sehingga lingkungan belajar yang tidak terlalu serius namun tetap bisa mendidik mereka mengenai pendidikan karakter. Program Hayuk Belajar berusaha untuk mengajari anak-anak dan menjadi pengendali sosial atas lingkungan yang kurang baik agar anak-anak tertanam karakter baik dalam kehidupannya seperti jujur, toleransi, gotong royong, kerja sama, saling menyayangi teman, saling menghormati, sportif, sabar, dan berakhlakul karimah.

Baca juga kisah penanaman karakter baik oleh Sekolah Inspirasi