Logo DDV
HOME > aksi > Little Explorer, Budaya Berbagi Budaya Nusantara

Little Explorer, Budaya Berbagi Budaya Nusantara

Little Explorer (LE) adalah sebuah aksi baru di DDV yang bertujuan untuk mengajak anak-anak yatim dan dhuafa menjelajah sambil berpetualang menyelesaikan setiap tantangan yang diberikan. Tentunya setiap tantangan yang diberikan tidak hanya sekedar tantangan, namun ada pesan yang diberikan. Little Explorer perdana ini mengusung tema “Budaya Berbagi, Budaya Nusantara” yang dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah pada tanggal 23 Maret 2019 dengan mengajak 200 anak yatim dan dhuafa beserta 120 kakak pendamping. Tema ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan adik-adik kebaikan yang tersembunyi dibalik budaya-budaya yang ada di Indonesia serta mengajarkan kepada adik-adik tentang pentingnya membiasakan diri menolong sesama (melakukan kebaikan) dan  mengucapkan kata Terimakasih, Maaf, Tolong dan Permisi. Little Explorer dibuka dengan penampilan dari Thum Band yang menghibur adik-adik dan mengajak adik-adik bersama-sama menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan lagu daerah, dilanjut dengan sapaan dari MC yang menyapa peserta LE dengan beberapa sapaan khas daerah, Sambutan dari perwakilan Dompet Dhuafa, dan do’a bersama. Memasuki kegiatan ini, sebelum memulai petualangan, ada sesi monolog interaktif sebagai prolog dalam pertualangan yang akan mereka lakukan, sekaligus merupakan awal pengenalan tentang tujuan acara untuk mengenalkan budaya berbuat baik dengan sesama. Monolog interaktif  disampaikan oleh Kak Fajar dibantu oleh Kak Ancha melalui cerita / dongeng ringan, bercerita tentang budaya berbagi, tolong menolong dan gotong royong di lingkungan sekitar. Di akhir cerita Kak Fajar mengintruksikan Kakak Pendamping dan adik-adik untuk melihat Video Misi sebelum melakukan Jelajah “Indonesia”, video berisi bahwa banyak kebudayaan Indonesia dari sabang sampai merauke yang mengajarkan tentang kebiasaan berbagi, tolong menolong kepada sesama, di penghujung video ada ajakan untuk Jelajah “Indonesia” dan membuktikan secara langsung kebudayaan baik yang dimiliki Indonesia tersebut. Yeay, petualangan pun dimulai!. Saat sesi berpetualang menjelajah budaya Indonesia, setiap kelompok dibagikan info rute pertama untuk menuju lokasi pertama sesuai dengan warna Jalurnya (Jalur Merah, Jalur Kuning, Jalur Hijau dan Jalur Biru). Setiap kelompok harus mengikuti info rute sesuai dengan yang mereka dapat dan menyelesaikan tantangan di setiap anjungan. Selain itu, ada Poin Ekstra yang harus mereka selesaikan juga (Untuk aplikasi 4 kata ajaib yaitu:  Tolong, Maaf, Permisi, Terima Kasih) di sepanjang jalan antar anjungan yang dilalui dan yang dituju. Ada enam anjungan yang harus mereka datangi, yaitu anjungan Kalimantan Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Balim Sumateran barat, dan Kalimantan Timur. Ketika mereka telah sampai di anjungan tersebut, mereka harus menyelesaikan tantangan setiap anjungan. Setiap anjungan memiliki tantangan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan budaya masing-masing daerah. Tantangan-tantangan tersebut seperti berikut :
  • Anjungan Kalimantan Timur
Game Cinta Hutan, Lingkungan Menginformasikan bahwa Kalimantan Timur sebagian wilayahnya adalah hutan yang menjadi paru-paru dunia dimana keberadaannya dilindungi oleh Pemerintah dan tentunya masyarakat Kalimantan. Bahwasanya orang-orang di Kalimantan sangat peduli terhadap kelestarian kelompoknya, kita pun harus melakukannya. Untuk itu, setiap kelompok harus mencari gulungan kertas dengan karet berwarna sesuai dengan bendera kelompok. Di dalam gulungan, akan ada cara-cara atau contoh perilaku untuk menjaga bumi yang dapat dilakukan sehari-hari. Di setiap kertasnya ada nilai poin yang harus dikumpulkan. Setiap kelompok diharuskan mengumpulkan 25 poin dari semua gulungan kertas yang sudah dikumpulkan. Jika sudah mendapat 25 poin, kelompok dianggap selesai dan akan mendapat Info Rute perjalanan selanjutnya. Isi tulisan gulungan kertas tersebut seperti ‘Hemat Energi Dengan Mematikan Lampu Saat Meninggalkan Ruangan; Buang Sampah Pada Tempatnya, Mencegah Banjir, Tanam Tumbuhan Di Sekitarmu, Selamatkan Air, Tanah, Dan Udara Di Bumi’, dan kalimat pesan lainnya.  Pada game ini, Kakak Pendamping diharapkan bisa sedikit menjelaskan kepada adik-adiknya agar mulai membiasakan diri untuk melakukan perilaku Cinta Hutan dan Lingkungan dari contoh kegiatan yang ada pada gulungan kertas tersebut.  
  • Anjungan Papua
Game Satu Tungku Tiga Batu Menginformasikan Jika di Papua ternyata ada lebih dari 1000 suku dan dengan lebih dari 300 bahasa. Masyarakatnya saling menghargai satu sama lain dan saling berbagi. Contohnya di daerah Fakfak, Papua Barat, ada suatu budaya yang dikenal dengan Satu Tungku, Tiga Batu atau di tempat asalnya disebut "Ko, on, kno mi mbi du Qpona" yang artinya "kamu, saya, dan dia bersaudara". Maksudnya, walaupun berbeda, kita tetap bersaudara dan saling tolong menolong. Di Anjungan ini, setiap kelompok diminta untuk mencari 2 kelompok lainnya untuk bersatu dan membuat video bersama-sama. Di dalam video, mereka diminta untuk mengatakan kalimat "Ko, on, kno mi mbi du Qpona. Kamu, saya, dan dia bersaudara". Pada game ini Kakak Pendamping bisa mengaplikasikan atau menjelaskan meski berbeda kelompok, mereka bisa saling bekerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan game di Anjungan Papua ini.
  • Anjungan Sulawesi Selatan
Game  Ma'bule'bola' (gotong royong angkat rumah pindah tempat) Menginformasikan jika di Sulawesi Selatan dan daerah-daerah di Sulawesi lainnya, ada suatu budaya dimana warga melakukan gotong royong untuk mengangkat sebuah rumah (rumah yang ditempati 1 keluarga) apabila si pemilik rumah perlu memindahkan rumahnya ke tempat lain. Sebagian daerah menyebutnya Ma'bule'bola'. Jadi, kalau ada yang pindahan, mereka tidak hanya membawa baju-bajunya tapi juga seluruh rumahnya. Di anjungan ini setiap kelompok diminta untuk melakukan kegiatan gotong royong, tapi tidak memindahkan rumah melainkan mengisi penuh botol air minum masing masing anggota kelompok untuk kemudian semua air minum yang terkumpul diletakkan di atas kain kegi empat. Kain yang berisi botol air minum yang sudah terisi air penuh diangkat bersama-sama anggota timnya sampai ke annjungan selanjutnya. Pada game ini, Kakak Pendamping bisa menjelaskan bahwa pekerjaan yang terasa berat akan lebih mudah apabila dilakukan secara gotong royong dan bersama-sama.
  • Anjungan Bali
Game Ngayah (tolong menolong sesuai kemampuannya) Menginformasikan jika di Bali ada suatu budaya tolong menolong yang disebut Ngayah yang artinya pekerjaan sukarela untuk kebaikan bersama. Pada zaman dahulu, biasanya mereka melakukannya di sawah, karena sebagian besar penduduk Bali dulunya adalah petani. Pada zaman sekarang, Ngayah biasanya dilakukan sehari-hari antar tetangga. Ngayah juga dilakukan sesuai kemampuannya jadi tidak hanya dengan memberi uang atau materi tapi bisa juga dengan jasa. Apapun yang dimiliki atau bisa dilakukannya, yang penting mereka bisa menolong sesama. Di Anjungan bali setiap kelompok diajak untuk mengaplikasikan kegiatan tolong menolong dengan kerja sama antar anggota kelompok untuk membuat puzzle Peta Indonesia. Puzzle dibagi menjadi 5 (sesuai jumlah kelompok), masing-masing diminta untuk menyusunnya untuk selanjutnya ditempel bersama-sama di punggung Kakak Pendampingnya. Melalui game ini, Kakak Pendamping dapat menjelaskan bahwa apabila saling bekerja sama dengan apa yang dimiliki masing-masing dapat menghasilkan hasil yang lebih besar dan akan lebih cepat dalam proses menyelesaikannya.
  • Anjungan Sumatra Barat
Game Batombe (berpantun/menyanyi untuk menghibur) Menginformasikan jika beberapa orang Sumatera Barat memang senang berpantun dan bernyanyi karena mereka juga tahu kalau berpantun dan bernyanyi bersama akan menghibur mereka yang lelah sepulang bekerja. Di sana, tradisi ini dikenal dengan sebutan Batombe. Di Anjungan Sumatera Barat ini, setiap kelompok diminta untuk mencari 4 kartu berwarna sesuai dengan bendera kelompok dengan nomor 1, 2, 3, dan 4 masing-masing satu saja. Kartu itu berisi potongan lirik lagu, kemudian mereka harus menyusun lirik dengan benar dan kembali ke titik pos untuk menyanyikan lagunya. Dengan game ini, Kakak Pendamping dapat menyampaikan pada adik-adik bahwa sesederhana bernyanyi atau kegiatan ringan lainnya bisa membuat yang mendengarkan menjadi senang dan terhibur. Setelah menyelesaikan semua misi di semua anjungan tersebut, peserta LE dipersilahkan istirahat untuk makan siang dan sholat. Setelah ISHOMA, masing-masing kelompok di adu yel-yel secara bersama-sama untuk mengetahui yel-yel terbaik. Sehingga kami dapatkan dua kelompok dengan yel-yel terbaik. Selain Adu yel-yel, ada beberapa apresiasi lain yang diberikan kepada adik-adik seperti kelompok bersemangat (1 kelompok), kelompok yang meyelesaikan anjungan terbanyak (1 kelompok) dan kelompok yang menyelesaikan ekstra poin terbanyak (7 kelompok).  Acara ditutup dengan dongeng penutup dari Kak Fajar yang memberi kesimpulan dari penjelajahan adik-adik di beberapa anjungan dan meminta adik-adik menulis semua kebaikan yang mereka lakukan selama melakukan misi. Semua kebaikan yang mereka tulis dimasukkan ke dalam Jar of Kidness dengan diikuti lagu-lagu daerah, dilanjutkan dengan penutupan dari MC untuk foto bersama dan diarahkan ke museum IPTEK. Selama di museum IPTEK masing-masing kelompok dibebaskan untuk melakukan eksplorasi di dalam Museum. Sekitar pukul 16.15, semua peserta dan panitia sudah berkumpul kembali di depan lobby IPTEK untuk kepulangan. Dilakukan foto bersama, doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Aziz dari Atap Yatim, dan pembagian bingkisan untuk adik-adik sambil bersalam-salaman sebagai tanda perpisahan adik-adik dan seluruh tim panitia. Adik-adik kembali ke bis dan berangkat menuju tempatnya masing-masing dengan selamat, alhamdulillah.