23 Januari 2014 pukul 23:27
Terkadang kita hanya melihat apa yang tampak dipermukaannya saja. Ya, hanya melihat topeng. Kita hanya melihat apa yang orang ingin perlihatkan, kita hanya memperlihatkan apa yg kita ingin perlihatkan. Namun begitu, sahabat sejati mampu melihat apa yang kamu sembunyikan, mampu mendengar apa yang tak kita ucapkan (sahabat ya? Apa bukan dukun?hehe), tapi sahabat juga manusia, sedalam apa dia mengetahui dirimu hanya sejauh seberapa dalam kamu membuka dirimu.
Sahabat mengerti, garis batas dirimu, zona yang tidak boleh terganggu, dia bahkan menjaganya untukmu, membuat orang-orang baru dalam kehidupanmu mengerti kalau dalam hal itu kau tidak bisa diganggu. Sahabat pun tau dimana letak tungku biasanya kau menyalakan motivasimu. Dia tau saat kau kedinginan entah karena dinginnya suasana atau gelapnya kehampaan dia harus segera menyalakan tungku itu untukmu.. menasihatimu.. membakarkan kayu itu. Sahabat pun tau dimana peta lokasi mimpimu, di mana kita menuju, dan arah mana yang kan kita tempuh, saat kau lengah karena terpaku oleh hutan rimba kehidupan yang ada di hadapanmu, dia bagai seorang navigator yang mengarahkanmu ke jalan yang tepat.
Tapi sahabat hanya manusia biasa, masing masing kita bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri. Sahabatmu tentu pasti menginjakan kaki di zona terlarangmu saat kau perluas garis batas itu.. garis egomu. Sahabat tentu takkan mampu membakar tungku itu jika kau memilih untuk menutup atau menghancurkan tungkumu sendiri, yang seharusnya kau buka dan kau jaga untuk menghangatkan gairah hidupmu. Tentu saja, sahabatpun takkan mampu menjadi navigatormu, saat kau memutuskan untuk mengambil peta yang pernah kau perlihatkan dengan jalan kau berputus asa akan cita citamu atau saat kau memutuskan mengabaikan, menutup telinga terhadap bisikan sampai teriakan arahan yang ia berikan. Kitalah yang menentukan itu, bagaimana kita bertahan, bersemangat dan bagaimana kita melangkah maju. Maka sebanyak apapun sahabatmu tergantung dari sebanyak apa kamu menjadikan dirimu sahabat bagi orang lain, namun sebaik dirimu bukan ditentukan dari seberapa banyak sahabatmu, tapi bagaimana kamu bersahabat dengan mereka. Maka sebaik apapun sahabatmu takkan mampu menjadikanmu lebih baik bila kamu tak mau belajar terbuka dan mendengarkannya. dia takkan memaksamu bercetita, namun selalu sia menjadi tempat curahan hati kita. Tapi selalu begitu, kita kadang menjadikan sahabat kita brankas bahkan tong sampah cerita kita, mengungkapkan segalanya sampai tak ada sedetikpun kesempatan sahabat kita menjawab.
Sahabat juga kadang terlalu baik, dia begitu sabar mendengar, ikut asik dengan apa yang kita ceritakan, dan dia mengerti bahwa kita hanya butuh tuk didengarkan dan diperhatikan. Namun sahabat juga manusia, salah tak luput darinya. Maka sahabatmu sendiri dapat membunuhmu saat ia tak peduli lagi denganmu, saat kau tak peduli terhadap dirimu sendiri yang terlalu berharap dan yakin padanya, bukan padaNYA. Sahabat baik adalah orang yang mengingatkanmu padaNYA, orang yang selalu mendorongmu untuk maju bersama, dan orang yang membuat kita hanya yakin dan berharap padaNYA. Bersamanya adalah bahagia, walau kadang tak mudah untuk menempuhnya bila bersama. Bersamanya adalah ketenangan, walau kondisi di luar begitu mencekam, dari lisannya ada DIA karena berkata, “jangan takut.. sesungguhnya Allah bersama kita”. Sahabatmu sungguh orang yang paling sungkan tuk berkata “tolong” karena takut menyusahkanmu, maka dia terus berjuang dengan tangannya sendiri, sampai batas di mana dia harus berkata “tolong” padamu, dan semoga kamu mampu membantu kesusahannya. Sahabatmu sungguh adalah orang yang paling sering berterimakasih padamu atas bantuan bantuan kecil yang kkau beri namun sungguh berarti baginya, hingga kadang dia harus repot menyembunyikan wajah harunya. sahabatmu sungguh orang yang takkan ragu untuk berkata “maaf” saat ia pikir ia berbuat salah kepadamu, bahkan untuk hal sepele yang menurut dia menorehkan luka di hatimu, karena khawatir kehilangan senyum dan kedekatan denganmu, maka semoga kamu dapat memaafkannya. Sahabatmu sungguh orang yang pertama maju menasihatimu dengan niat dan cara yang baik, maka semoga kita dapat menerimanya dengan penerimaan yang baik. sahabatmu juga seseorang yang mungkin saja mengabaikanmu, karena ia tau dan yakin kau telah mampu menghadapi masa sulitmu sendiri, melepasmu dari genggam-tuntunannya yang selama ini ada, agar kau mandiri dan tangguh seperti dirinya, bahkan mungkin dia berharap kau melampauinya. Sahabat adalah orang yang hadir, bertemu denganmu, berjuang bersamamu, dan berpisah karena Allah.:D
haha satu lagi, sahabat itu kalo becanda suka aneh aneh, jailnya kadang ga tanggung tanggung, ngomong asal jeplak, manggil asal bunyi, beda ama temen biasa, ga da sungkannya, kadang kasar, tapi itu bentuk kasih sayangnya (haha… iya ga sih??). bukan karena emang tu orang rada rada… tapi ya gitu, saking dah sering ketemu dan dah saling memahami.
waullahualam
begitulah sedikit definisi imajiku tentang sahabat baik, sempatkan baca Sirah sahabat nabi yuk, semoga kita bisa meneladaninya.. mungkin next time akan nulis tentang bagaimana persahabatan Nabi dengan sahabatnya, pasti seru… yang benar datangnya dari Allah dan yang salah dari diri pribadi
lebih dan kurangnya saya mohon maaf.
Penulis: Bisri Mustofa
DDV Jabodetabek